Berita Terkini

KPU Gelar Halalbihalal Pasca Idul Fitri 1436 H

Jakarta, kpu.go.id – Setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menggelar Halalbihalal untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, Rabu (22/7).
 
Halalbihalal tersebut diikuti oleh komisioner KPU RI, Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPU RI, Arif Rahman Hakim, komisioner Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Anna Erliyana, Sekjen Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Gunawan Suswantoro serta  jajaran Sekretariat Jenderal KPU RI.

Mengutip ayat ketigabelas surat Al-Hujurat, Ketua KPU RI, Husni kamil Manik mengingatkan semua pihak untuk tidak merasa lebih baik dibandingkan dengan orang atau golongan lain.

“Dalam ayat ketiga belas surat Al-Hujurat menyatakan bahwa soal kemuliaan itu adalah persoalan ketaqwaan, dan ketaqwaan Yang Maha Kuasa-lah yang bisa menilainya. Seseorang tidak boleh menyatakan dirinya lebih baik dari orang lain,” tutur Husni.

Husni berharap, dengan halalbihalal tersebut seluruh pihak mampu introspeksi diri, bahwa semua orang merupakan mahluk sempurna yang sama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

“Halalbihalal yang kita selenggarakan ini hendaknya bisa membuat kita introspeksi diri masing-masing bahwa kita bukanlah orang yang paling mulia dengan jabatan apapun yang kita sandang, tapi kita adalah sesama makhluk tuhan yang diciptakan sama,” kata dia.

Oleh karena itu, Husni secara kelembagaan menyampaikan untuk saling memaafkan untuk menjaga ibadah yang selama bulan Ramadhan telah dijalankan dengan khusyuk.

“Mari kita sama-sama saling memaafkan, sehingga di hari kemenangan ini kita termasuk dalam golongan pemenang setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa untuk menyucikan diri,” ujar Husni.

Tiga Pegangan Hidup

Akademisi, dan pakar ilmu ekonomi syariah, Adiwarman Azwar Karim yang diundang dalam halalbihalal KPU menjelaskan bahwa Imam Ghazali memberikan tiga hal yang dapat dijadikan pegangan hidup.

“Yang pertama kata Imam Ghazali, Takhalli, yang maknanya keluarkan semua yang buruk-buruk, tinggalkan yang haram, yang makna lainnya jujur. Jujur dalam islam ada dua maknanya, siddiq, jujur pada tuhan, sami’na wa atho’na apa yang diperintah Allah, ikuti. Jujur pada manusia, amanah,” jelasnya.

Selain jujur, Adiwarman mengutarakan bahwa sifat cerdas dan bertingkah laku yang terpuji merupakan pegangan hidup kedua dan ketiga yang perlu dimiliki oleh tiap orang.

“Kedua Tahalli, isi hati dengan hal yang baik-baik. Dalam sifat manusia artinya cerdas, cerdas memahami situasi (fathanoh) dan cerdas meyakinkan orang lain (tabliqh). Yang ketiga adalah Tajalli, hiasi hati dengan yang indah-indah. Apa itu? Akhlaqul karimah, perilaku yang baik. Bapak ibu sekalian, jika kita ingin orang yang hatinya keras jadi lembut, kuncinya satu, akhlaqul karimah. Mudah-mudahan dengan halalbihalal, dengan akhlaqul karimah, tidak lagi ada dendam. Allah mengatakan, tebarkan kasihku dimuka bumi, maka engkau akan dikasihi oleh yang ada dilangit,” pungkasnya. (ris/red. FOTO KPU/dosen/Hupmas)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 3,722 kali